Rabu, 30 Maret 2016

Urgensi Media Publikasi Bagi Generasi Aswaja





Pada abad ke-21, percepatan pergolakan media komunikasi sangat pesat bahkan seolah-olah tidak terbendung. Media masa member peran serta andil yang besar terhadap komunikasi massa. Dalam pergolakan pemikiran , komunikasi empat mata tidak begitu efektif dalam perperangan gagasan.
Menurut john R Bittner (dalam hidayat .2007:6) komunikasi massa sebenarnya bukanlah penyampaian seorang orator atau politikus di dalam sebuah ruangan yang besar. Dalam komunikasi massa membutuhkan gate keeper( penapis informasi), yakni beberapa individu melalui media massa.

            Dalam dunia mahasiswa, sebagai generasi intelektualharapan bangsa, tidak dapat dipungkiri didalam  berbagai organisasi kemahasiswaan  yang membawa ideology, akan banyak perbedaan prinsip dan pola pandang.  saya sebagai penulis merasakan pergolakan pemikiran itu di dalam ruang lingkup kampus. di dalam strategi penawaran konsep  mereka berlomba-lomba agar dapat diterima. Salah satu strategi yang efisien dan kekinian adalah dengan menggunakan media massa, social media, brossur, pamphlet dan segala macam.

Menilik sedikit sejarah mahasiswa yang terdahulu, pada era orde baru, didalam media publikasi, pemerinatah mengekang terhadap pemikiran-pemikiran mahasiswa manakala pemikiran itu oposisi terhadap pemerintah. Bahkan aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dilarang untuk dipublish di televise ataupun Koran-koran. Stasiun tv swasta dilarang mengirim juru kamera saat meliput kerusuhan avau demonstrasi mahasiswa, kecuali sebagai bagian dari tim yang dipimpin oleh awak kamera TV Nasional.
Ketatnya media dalam menginformasikan sbuah berita menjadikan tersumbatnya telinga public terhadap realita yang ada. Pemikiran yang sejatinya peduli terhadap keutuhan NKRI dibungkam jika bertentangan dengan rezim saat itu. Maka diera yang sangat ketat pemikiran-pemikiran yang radikal dan menolak keutuhan NKRI tidak mendapat ruang.

Masuk pada era reformasi telinga dibuka selebar-lebarnya. Isu public  dan kebijakan negara dapat diketahui dan dirasakan oleh bangsa.  Siapapun bebas berekspresi dan mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi ruang yang dibuka selebar-lebarnya membuat pemikiran pemecah persatuan melenggang dan bebas berkeliaran.
Keberanian beberapa kelompok mahasiswa yang menentang NKRI. Spanduk, brosur, pamphlet, yang bersebaran di media social, jalanan, kampus-kampus, musolla, masjid. Ketika gerakan ini selalu istiqomah dilakukan tidak ada penyeimbang dan perlawanan, kemungkinan akan ada bibit-bibit yang akan muncul semakin banyak dan potensi konflik atau perpecahan yang lebih besar dapat terjadi.
Titik pembahasan dari artikel ini adalah, pentingnya media publikasi di era teknologi informasi saat ini. PMII sebagai organisasi Kemahasiswaan yang membawa sebuah pemikiran perlu meningkatkan potensi diri setiap kader didalam media informasi.

(Abdul Wesi Ibrahim : Sekretaris PK PMII Untan)

Kamis, 24 Maret 2016

Nyantri di PMI Perkuat Nasionalisme Untuk NKRI : Pelantikan, Dialog Publik dan PKD PMII Untan




Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat  Universitas Tanjungpura Pontianak, Kamis siang (24/03) resmi dilantik oleh pengurus cabang. Acara pelantikan ini merupakan rangkaian dari kegiataan Dialog Publik dan Pelatihan kader Dasar. Lokasi kegiatan ini di Aula Rektorat Lantai 3 Untan.

Acara ini dihadiri oleh Sy Abdullah Alqadrie (DPR RI), Dzulkifli (Dosen IAIN), Husni Mubarok (Perwakilan NU Kota), Nurdin (DPRD Kubu raya), Prof Kamarullah (Wakil Rektor 3 Untan) beserta alumni-alumni PMII.

Tema yang diangkat pada acara ini adalah “Nyantri di PMII, Perkuat Nasionalisme Untuk NKRI”. Ketua Komisariat Untan Sy Solehuddin Assegaf menyampaikan “Program PMII Untan hari ini dekat dengan pola gerakan ala santri, karena kita bisa belajar keislaman di PMII dan banyak lainnya lagi. Selain itu santri adalah bagian bangsa yang komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan”.

Ketua cabang PMII Pontianak mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan ini, dan menyampaikan terkait perkembangan pemahaman-pemahaman “Kita harus berani menjadi garda terdepan ketika ada pemahaman yang mengancam persatuan bangsa kita.”

Pada acara dialog public, disampaikan oleh tiga pemateri diantaranya Sy Abdullah Alqadrie, Husni Mubarok, dan Zulkifli. Acara ini dilanjutkan dengan pelatihan kader dasar yang diselenggarakan di Jalan Paralel, kelurahan dalam bugis (Balai NU Pontianak) dari tanggal 24 sampai dengan 27 Maret 2016. (aw)

Selasa, 22 Maret 2016

Aksi PMII dan Kammi Pontianak menyambut Jokowi




Kehadiran Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo disambut oleh PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Pontianak dan kammi (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Pontianak Selasa (22/3) sore.

Aksi yang dimulai dari jalan depan masjid muhtadin Untan menuju bundaran digulis Untan di blockade oleh aparat kepolisian. Pengerah massa melakukan negosisasi dengan pihak kepolisian akan tetapi polisi tidak memberikan kesempatan para demonstran untuk menuju bundaran ditolakdan massa tertahan di depan muhtadin.

Aksi tersebut memberikan tuntutan kepada Jokowi untuk lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur  baik jalan dan pendidikan di daerah perbatasan yang hari ini masih terbengkalai.
Salah satu orator berteriak “ Apa bedanya era reformasi dan era orde baru jika aspirasi mahasiswa terkait problem daerah kami dibungkam”.

Menurut fathurrazi selaku Ketua cabang PMII Kota Pontianak, “penghalangan terhadap aksi damai yang ia lakukan merupakan bukti kebebasan demokrasi di Indonesia tidak ada”. (aw)

Senin, 07 Maret 2016

Selamat Hari Perempuan Internasional

Women's day..
dimulai dari sejarah kelam,..
terbakarnya pabrik garmen di Amerika pada tahun 1911.
yang menewaskan 140 pekerja perempuan.
Secara resmi PBB mensponsori Hari Perempuan Internasional mulai tahun 1975.
Sumber: Sains.me

Animasi PMII : Semangat


Minggu, 06 Maret 2016

Optimalisasi Peran Mahasiswa : Pelantikan , Orasi Kebangsaan dan MAPABA PR PMII FISIP Untan

Sabtu kemarin (05/03) PMII Rayon Fisip Untan resmi dilantik. Dengan pakaian batik, Sahabat-sahabat pengurus baru ini mengucapkan kesediaannya untuk mengabdi pada PMII Rayon Fisip Untan. Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini dihadiri oleh Wakil Dekan Fisip Untan Bapak Nurwijayanto, SH. M.Si,  DPRD Provinsi Bapak Fattahillah, serta unsur  PC PMII Pontianak dan PK PMII Untan.



Acara ini dilanjutkan dengan Orasi Kebangsaan yang disampaikan oleh Bapak Fattahillah. Menurut pemateri proses perkembangan kedewasaan pemuda  pada era saat ini sangat lambat, berbeda dengan pemuda-pemuda pada masa lampau terutama pada masa kehidupan sahabat-sahabat Nabi Muhammad S.A.W. selain itu pada tingkat mahasiswa, sangat mudah dimasuki oleh ajaran-ajaran yang tidak sesuai karena kelabilan mental mahasiswa. Maka dari itu pentingnya pemahaman pemuda terkait konsistensi Islam dari masa Rasulullah yang selalu menjaga kestabilan negara dan bangsa, harus dijadikan patokan bagi pemuda atau Mahasiswa Islam dalam menjaga nilai-nilain nasionalisme saat ini.

Dengan Mengangkat tema "Optimalisasi Peran Mahasiswa Dalam meningkatkan Nasionalisme Bangsa" Harapan Rayon Fisip Untan kedepannya menciptakan generasi yang konsisten dalam menjaga kesatuan bangsa dan kecintaan terhadap tanah air. ujar Ketua Rayon Fisip Untan Sahabat Khairul Anwar.

Acara ketiga dari rangkaian kegiatan, yaitu prosesi Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) selama 2 hari. Ada yang unik dari puncak kegiatan ini, pasca pembai'atan seluruh peserta dan panitia  menghaparkan alas bersih, dan makan bersama dalam rangka menjalin silaturahmi dan mempererat kebersamaan. (A.W)